home

Friday, December 9, 2011

Hepatitis, Beda Ragamnya


Informasi sepotong-sepotong kerap membingungkan, bahkan menakutkan.

( Info Sehat Gratis). Sejumlah siswa sekolah terkena penyakit hepatitis dalam waktu yang sama. Peristiwa yang menghebohkan itu terjadi di daerah Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.Menurut ahli hepatologi FKUI Dr Unggul Budihusodo SpPD KGEH, hepatitis ini adalah penyakit yang menyerang hati manusia. "Hatinya mengalami peradangan," ujarnya pada Republika.

Hepatitis, kata Unggul, adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Penyebab penyakit ini bermacam-macam. Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, parasit, bakteri, zat-zat kimia, autoimunitas, obat terlarang, dan juga alkohol.

Mengapa bisa terjadi? Hati adalah penetral racun di dalam darah. Apabila ada racun, racun itu akan tersaring di dalam saringannya. Begitu juga dengan virus yang menjadi racun dalam darah. Virus itu menumpuk dan akhirnya menyerang hati hingga menyebabkan peradangan.

Hepatitis yang terjadi bersama-sama di sebuah tempat, menurut Unggul, bukanlah hal yang mustahil sebab kekebalan orang berbeda-beda. "Kadang yang belum kebal ini kan banyak, maka itu, bisa bersama-sama kena penyakitnya," tuturnya pada Republika. Unggul mengatakan, jika ada anak yang sudah besar baru terkena hepatitis tipe A, itu berarti bagus. "Berarti dia sudah bisa menjaga kebersihan sejak kecil," tuturnya.

Berbeda keparahannya
Sering kali orang menyebut hepatitis A, B, dan C. Ini adalah jenis penyakit hepatitis dengan gejala serta penyebab yang berbeda.

Hepatitis A adalah jenis hepatitis yang tidak terlalu membahayakan. "Semua yang terkena bisa sembuh sendiri," tutur dr Unggul. Semua yang pernah terkena penyakit ini bisa sembuh total dan kembali beraktivitas seperti biasa.

Apabila terkena penyakit ini, segera bawa ke rumah sakit. Obat untuk menyembuhkannya sudah ada, mudah didapatkan, dan harganya terjangkau. "Sekitar dua minggu pasti sembuh," tutur ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) ini.

Penyebaran virus yang menyebabkan penyakit hepatitis A ini adalah melalui mulut (oral). Apabila makanan dan minuman yang kita makan tercemar oleh virus yang menyebabkannya, kita akan terserang penyakit ini.

Seperti kasus yang terjadi di Depok beberapa waktu lalu, penyebabnya adalah penjual makanan di dekat sekolah yang kurang bersih. "Jadi, pemilik warung itu habis nyebokin anaknya, nggak cuci tangan sampai bersih, terus pegang makanan yang dijual," jelasnya.

Makanan yang dimakan oleh para siswa ini sebagai perantara virus penyebab hepatitis A masuk ke dalam tubuh. Dalam beberapa jam, mereka kemudian mual, demam, dan badan menguning, terutama pada mata.

Pengobatan penyakit ini adalah antibiotik khusus untuk hepatitis A. Nah, setelah antibiotik habis dikonsumsi, tubuh akan membentuk antibodi sendiri. Sedangkan, jenis hepatitis B dan hepatitis C adalah penyakit yang lebih kronis daripada tipe A.

Virus hepatitis B dan C ada di dalam darah. Walaupun virus ini sudah ada di dalam tubuh, sering kali penderita tidak menyadarinya. Dalam suatu kasus, pernah ditemukan virus hepatitis B ada di dalam darah orang dalam keadaan sehat. "Waktu itu, orang mau donor darah, diperiksa darahnya, ternyata mengandung virus," cerita Unggul.

Ada tiga kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus hepatitis B pascaperiode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh kuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis (menahun).

Virus yang ada di dalam darah ini akan menumpuk di hati dan lama-kelamaan akan menyebabkan peradangan hati, bahkan merusaknya. Gejala karena virus ini yang parah disebut dengan sirosis atau parutan hati yang terjadi karena hati mengerut. "Kalau sudah sampai sirosis dan terlambat, lama penyembuhannya," tuturnya.

Menjaga kebersihan
Menurut Unggul, sepertiga dari penduduk dunia pernah terekspos virus Hepadnaviridae, yaitu virus penyebab hepatitis B atau disebut juga hepatitis B Virus (HBV). Virus hepatitis B juga terindikasi sangat mudah menular.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita hepatitis B terbanyak setelah Cina dan India. Penderita hepatitis B dan C di Indonesia diperkirakan mencapai 30 juta orang. Untuk hepatitis B saja mencapai 9,4 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Menurut dia, 97 persen bayi yang tertular virus hepatitis B akan menjadi pengidap seumur hidup. Dan, pada umumnya, penderita hepatitis B yang ada adalah sudah tertular dari bayi. "Untuk itu, vaksinasi hepatitis B wajib diberikan pada bayi setelah lahir," ujarnya.

Untuk hepatitis C, apabila tidak segera ditangani, akan berkembang menjadi sirosis dan kanker hati. Diagnosis hepatitis C harus segera dilakukan, terutama bagi mereka yang termasuk kelompok risiko tinggi atau pernah terpapar darah yang diduga kontaminasi hepatitis C (HCV). "Segera lakukan pemeriksaan darah," tuturnya.

Unggul tidak menyarankan pengobatan secara herbal tanpa pendampingan dokter yang ahli. "Karena nanti malah bisa terkena komplikasi yang lain, apalagi jika menggunakan metode yang aneh-aneh, seperti makan kutu rambut hidup-hidup, misalnya," tuturnya.

Kunci pencegahan penyakit hepatitis, menurut dia, adalah menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah dari WC. Selain itu, hindari juga membeli makanan di jalanan yang tidak terjaga kebersihannya. N c05  ed: nina ch


Hepatitis, Banyak Jenisnya

Pada dasarnya, semua penyakit hepatitis adalah peradangan pada hati. Yang membedakannya adalah jenis virus yang menyebabkannya. Gejala, penyebab, penanganan, dan tingkat kronisnya juga berbeda-beda.

Hepatitis A
·    Penyebab: Virus yang disebarkan oleh feses (tinja) yang masuk ke tubuh melalui mulut lewat makanan atau minuman. Untuk itu, apabila tangan terkena tinja, harus dicuci hingga bersih agar terhindar dari virus ini. Sebelum makan, juga lebih baik cuci tangan dulu.
·    Gejala: Demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, sering kali terjadi muntah-muntah yang terus-menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus-menerus. Air kencing berwarna kuning, bahkan cokelat, dan feses berwarna pucat. Mata menguning, diikuti bagian tubuh yang lain.
·    Cara pencegahan: Menjaga kebersihan dan bisa juga dengan vaksinasi.
·    Perawatan: Banyak-banyaklah istirahat. Ditambah dengan antibiotik khusus, penyakit ini akan hilang dalam dua minggu, paling lama satu bulan. Setelah menghabiskan antibiotik, tubuh akan mempunyai antibodi pada virus penyebab hepatitis A.

Hepatitis B
·    Penyebab: Virus hepatitis B (VHB), anggota famili Hepadnavirus. Virus ini bisa ada di dalam darah dan tersebar dari transfusi darah, juga penggunaan jarum suntik yang tidak steril, serta hubungan seksual dengan penderita. Bisa juga akibat keracunan obat dan paparan berbagai macam zat kimia, seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup, atau diserap melalui kulit penderita.
·    Gejala: Pada periode akut, tak ada gejala yang bisa dilihat langsung. Virus yang ada di dalam darah tidak memberikan efek yang signifikan. Namun, ketika virus itu menumpuk di hati, gejala penyakit hepatitis ini bisa terlihat. Badan menjadi kuning, lemah, lesu, dan nyeri.
·    Pencegahan: Sudah ada vaksinnya. Sekarang semua bayi yang lahir wajib disuntik vaksin ini.
·    Perawatan: Perawatan kesehatan dari rumah sakit bisa menyembuhkannya.

Hepatitis C
·    Penyebab: Virus hepatitis C menyebar dengan kontak darah ke darah dari  seseorang yang terinfeksi.
·     Gejala dapat secara medis ditangani dan proporsi pasien dapat dibersihkan dari virus oleh pengobatan antivirus jangka panjang.
·    Gejala: Gejala dan penularannya hampir sama dengan hepatitis B, begitu juga prevalensi penyakitnya. Walaupun intervensi medis awal dapat membantu, orang yang mengalami infeksi virus hepatitis C sering kali tidak tertolong karena akses kesehatan tak terjangkau oleh mereka dan biaya yang tinggi.
·    Pencegahan: Vaksinnya belum ada, tapi obat untuk penyembuhan bagi yang terserang sudah ada. Penyakit ini bisa disembuhkan.

Hepatitis D
·    Penyebab: Hingga kini belum pernah ditemukan di Indonesia. Namun, hepatitis jenis ini hanya bisa terjadi jika sudah terkena jenis hepatitis B. Dalam keadaan hepatitis B yang sudah parah, virus penyebab penyakit ini baru bisa masuk.

Hepatitis E
·    Penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh virus.
·    Gejala: Hampir seperti jenis hepatitis A. Sifatnya masih ringan, bisa disembuhkan, dan nanti tubuh akan membentuk antibodi sendiri.



Nc05 ed: nina ch

No comments:

Post a Comment