home

Tuesday, February 5, 2013

Jangan Pendam Marah Bila Ogah Kena Serangan Jantung


Info sehat -  Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Slogan ini memang kelewat sering didengar tetapi dalam kenyataan bukan isapan jempol. Jiwa yang tak sehat pun bisa bikin tubuh sakit.

Sering kali penyakit tidak bersumber dari materi fisik seperti virus atau infeksi kuman tetapi juga kondisi mental seseorang. Sebagian besar orang bahkan tidak sadar bahwa penyakit yang tengah diderita berasal dari kondisi kejiwaan yang tak sehat, seperti marah yang tertahan atau kecemasan terpendam.


Satu riset di Jerman, berdasar laporan NBC News (29/1) menunjukkan kebiasan menyimpan gejolak perasaan termasuk rasa malah menjadi salah satu penyebab penyakit kardiovaskular seperti stroke. Menyeramkan bukan.

Para peneliti yang tergabung di Health Psychologies tersebut mengamati 22 riset yang melibatkan 6.000 pasien. Mereka menemukan bahwa mayoritas orang menahan amarah ketika berurusan dengan masalah yang membuat depresi.

Orang yang sering menahan kemarahan dilaporkan memiliki detak jantung yang lebih cepat. Meski pasien tidak menunjukkan tanda-tanda cemas, sebenarnya tubuh mereka menunjukkan tanda-tanda ketakutan dan stres, seperti peningkatan hormon kortisol dan berkeringat, tutur salah satu peneliti, Marcus Mund, profesor di Friedrich Schiller University Jena, Jerman.

Menurut satu teori, ketika seseorang menekan perasaan negatif, maka salah satu bagian syaraf yakni hypotalamic pituitary menjadi hiperaktif. Bagian hormon inilah yang kemudian melepaskan hormon stress yakni kortisol. Semakin banyak kortisol dikeluarkan, tekanan darah pun meningkat.

Seorang pakar Jepang dari Aichi University yang tak terlibat dalam studi memberi saran sederhana untuk menurunkan tekanan darah, berjalan-jalan sehari sekali.

Berjalan-jalan santai dianggap cukup manjur meredakan stres. Selain itu, ketika Anda mulai diliputi perasaan marah, cemas, dan stres, sebaiknya mulailah mempertimbangkan untuk bicara dengan teman atau orang yang bisa dipercaya.


Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari

No comments:

Post a Comment